TRIPLE BURDEN, KRISIS KESEHATAN DAN DERITA MASYARAKAT MISKIN INDONESIA Oleh: Mustopa

Alhamdulillah kita  semua sampai hari ini kita masih diberikan oleh Allah subhanahu wa ta’ala berupa kenikmatan yang luar biasa Udara yang sejuk  yang tak terhingga sehingga proses  oksigenisasi  pada berjuta juta sel tubuh kita berjalan dengan baik. Allah berikan sinar matahari  yang menghangatkan cocok dan sesuai dengan kebutuhan  kulit tubuh kita .

Persis  saat ini kita sedang berada pada situasi kondisi pasca  pandemik wabah Covid 19 apa yang kita pikirkan saat ini ?  sebagai seorang muslim kita harus meyakini bahwa Ini semua adalah skenario dan  takdir Allah subhanahu wa ta’ala yang harus kita jalani dan kita maksimalkan dari  semua penjuru ikhtiar agar Allah mendekatkan kita pada pertolongan pertolongan nya.

Sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an,

.

وعنده مفاتح الغيب لا يعلمها إلا هو ويعلم ما في البر والبحر وما تسقط من ورقة إلا يعلمها ولا حبة في ظلمات الأرض ولا رطب ولا يابس إلا في كتاب مبين

. “Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh mahfuz)” (Al An’aam: 59)

Pernahkah kita mendengar istilah epidemiologi penyakit di Indonesia yaitu triple burden dimana terjadi di  negara tercinta kita Indonesia sebelumnya kita  sedang dihadapkan pada permasalahan penyakit-penyakit menular seperti tuberkolosis demam berdarah HIV Aids dan lain-lain yang saya yakin pemerintah sedang berusaha untuk mengendalikan Penyakit ini,  namun di tengah-tengah Penyakit ini sedang ditangani datanglah penyakit penyakit tidak menular non communicable disease seperti darah tinggi,  diabetes mellitus,  stroke dan lain-lain yang sangat tinggi angka kecacatan dan kematian nya . Namun sungguh ketika penyakit tidak menular  ini sedang dalam  program pembinaan dan pencegahan tiba-tiba kita  didatangi tamu  virus pandemi covid 19  ini yang memberi dampak bukan hanya  krisis kesehatan yang terjadi pada keluarga-keluarga  di Indonesia namun  mengalir begitu jauh sampai pada sumber-sumber ekonomi dan masalah sosial pada masyarakat.  Apakah kita percaya atau tidak? Sudahkah kita mendengar curhatan curahan hati tetangga tetangga kita? Kondisi  pedagang keliling tidak laku,  pekerja dirumahkan,  angkutan sepi, usaha online meredup,  pesanan acara di batalkan ,  pesanan komsumsi  dicancel,  untuk berobat dan untuk mencari sumber makanan masyarakat sudah  menipis.mereka yang lemah terdampak paling parah padahal mereka membutuhkan solusi kebutuhan pokok keluarga gizi dan stamina agar mereka bisa bertahan survival di era pandemi ini.

Apa yang akan kita berbuat dan apa yang  kita rencanakan? Dengan sumber potensi waktu, quality harusnya kita mulai berupaya,  karna  keluarga memiliki fungsi  ekonomi dan  tugas  tumbuh kembang anggota keluarga sesuai dengan tahapan fase fase keluarga,  namun kondisi saat ini fungsi keluarga hamper tidak  bergerak karena implikasi  krisis kesehatan saat ini.

Siapa yang kita salahkan? pemerintah? Pengambil kebijakan? Virus ? tentu hal ini tidak akan menolong sama sekali mari saya ajak semua komponen masyarakat  untuk andil dalam  peran agar  bisa berkontribusi untuk masyarakat supaya kita segera keluar dari krisis kesehatan yang berimbas pada semua lini masalah kehidupan masyarakat mereka yang berada pada garis kemiskinan jatuh terperosot lebih bawah lagi  dengan cara mempercepat puncak outbreak pandemik ini dengan kasus minimal selebihnya kita mempersiapkan pemulihan.

 

 

 

 

Yang dapat kita lakukan ialah:

  1. Mencontoh kepada baginda Rosulullah Nabi Besar Muhammad SAW bagaimana beliau memberikan contoh cara menghindari wabah  ketika dalam kondisi serangan pandemik jaman kenabian.
  2. Mari  kita berikhtiar mengikuti standar perilaku hidup bersih dan sehat untuk diri kita dan di sosialisasikan kepada masyarakat dan kita menjadi contoh dalam implementasi :

a).Cuci tangan dengan sabun

b).Olahraga  teratur dengan hati gembira untuk menghilangkan kecemasan

c).Vitamin dan gizi seimbang

  1. d) Istirahat yang cukup
  2. e) Di rumah saja

f). interaksi sosial dibatasi dengan physical distancing

  1. g) Gunakan masker kemanapun pergi.
  2. Belajar dari seorang Kyai Inovator dakwah  internasional Kyai Hasan al-banna yang menulis dengan sangat baik di sumber referensi Risalah  Taaklim beliau mengungkapkan  hendaklah setiap muslim itu melakukan general check up  kesehatan secara berkelanjutan dan  segera mengatasi penyakit yang muncul dengan ikhtiar  dengan berobat dan memperhatikan faktor-faktor penyebab kekuatan jasmani dan mencegah atau menghindari faktor-faktor yang menyebabkan sakit.

Terakhir,  siapapun kita mari ambil partisipasi dari saat sekarang dengan  mengambil bagian dalam menyelamatkan Negeri Tercinta kita ini untuk tidak berlarut larut  dalam kondisi ini  krisis kesehatan ini semakin cepat kita memberikan kontribusi maka makin pulih Indonesia kita, dan jangan lupa  Allah sudah berjanji dalam Alquran Surat Almaidah  ayat 32:

 

 

 

وَمَنْ أَحْيَاهَا فَكَأَنَّمَا أَحْيَا النَّاسَ جَمِيعًا

“Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya” . yakinlah itu akan makin membuat utama dan berkah dalam hidup kita.

 

Mari kita selamatkan keluarga keluarga di sekitar tempat tinggal kita keluarga keluarga di Indonesia agar segera keluar dari permasalahan-permasalahan ini dan Kita tahu bersama bahwa keluarga sehat keluarga sejahtera adalah aset umat dan aset negara yang paling berharga

Terima kasih selamat berkontribusi wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Posted

in

by

Tags:

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *